Bukan Ramalan Dukun! BPS Lampung Beberkan Tiga "Kitab Suci" Data yang Jadi Kunci Sukses Masa Depan Kalian!

Bukan Ramalan Dukun! BPS Lampung Beberkan Tiga "Kitab Suci" Data yang Jadi Kunci Sukses Masa Depan Kalian!

Nyaur.com | Bandar Lampung -
Suasana di Ballroom Swiss-Belhotel, Bandar Lampung, pada Senin, 29 September 2025, terasa berbeda dari biasanya. Jika biasanya ballroom diisi even formal bisnis, kali ini tempat itu dipenuhi aura intelektual yang kental, ketika setiap kursi diduduki oleh para stakeholder penting: pejabat pemerintah, akademisi, dan key person dari Badan Pusat Statistik (BPS). Di acara tersebut sebuah gagasan revolusioner sedang dikukuhkan: Data harus menjadi 'Kompas Pembangunan'—bukan sekadar kumpulan angka-angka membosankan, melainkan penentu arah kebijakan yang akan membentuk nasib Gen Z dan masa depan Lampung.


Pada momen peluncuran buku dan Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026, yang dirangkai meriah dengan Diskusi Publik dalam rangka Hari Statistik Nasional (HSN) 2025, sebuah narasi baru dimulai. Komitmen BPS dan Pemprov Lampung terukir jelas: mereka ingin mengubah data yang kering menjadi cerita yang basah, yang mampu menyentuh sisi emosional dan logika masyarakat, terutama dalam urusan gawat darurat seperti pengentasan kemiskinan. Ini adalah sudut pandang yang jarang dilirik: data, yang selama ini dianggap milik para "ahli statistik," kini harus dimiliki dan dimaknai oleh semua orang.


Apa yang diluncurkan? Tiga buku statistik keren dari BPS Lampung dan sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Marindo Kurniawan, mewakili Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, bersama dengan Kepala BPS Lampung Ahmadriswan Nasution menjadi tokoh utama dalam agenda tersebut. 


Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekdaprov, menyampaikan apresiasi yang tinggi. Gubernur Lampung menyatakan, "Dengan data kita melangkah, wujudkan Lampung yang sejahtera dan maju. Data bukan hanya milik para ahli, tetapi milik semua orang." Ini adalah statement kuat yang menegaskan komitmen untuk literasi statistik yang merata.


Tiga buku yang diluncurkan ini punya judul yang nendang dan penuh janji:

 * Cerita di Balik 12 Indikator Statistik

 * Statistik Terpisah: Tren dan Insight Data BPS

 * Potret Kemiskinan di Provinsi Lampung


Buku ketiga, khususnya, adalah fokus utama yang menyentuh human interest. Buku Potret Kemiskinan disusun untuk menghadirkan wajah kemiskinan secara lebih manusiawi, bukan hanya deretan angka yang beku. Sekdaprov Marindo Kurniawan juga menegaskan, "Buku ini sangat relevan sebagai referensi kebijakan, khususnya dalam menyusun program pengentasan kemiskinan yang lebih tepat sasaran dan menyentuh kebutuhan masyarakat.”


Kepala BPS Lampung Ahmadriswan Nasution memperkuat narasi ini. Kepala BPS Lampung menegaskan komitmennya untuk menghadirkan data yang akurat, mudah dipahami, dan berbuntut pada dampak nyata bagi pembangunan.


Ia menganalogikan, data merupakan “kompas pembangunan” yang hanya akan bermakna bila dimanfaatkan secara luas. Ahmadriswan Nasution menyatakan, "Kami tidak hanya menyajikan angka, tetapi juga cerita agar data benar-benar bisa dimaknai dan dijadikan dasar kebijakan." Ini adalah mindset yang mengubah data dari selembar kertas menjadi alat storytelling yang kuat.


Ahmadriswan memberikan contoh nyentrik: pengukuran tingkat kemiskinan tidak semata dilihat dari pembangunan infrastruktur yang terlihat, melainkan dari Konsumsi masyarakat yang diukur oleh BPS. Ia memberikan pesan satire namun lugas kepada pemerintah daerah: "Pemerintah daerah jangan hanya membangun yang terlihat, tapi juga yang diukur oleh BPS." Artinya, Pembangunan harus konvergen dan berbasis pada indikator riil yang dirasakan langsung oleh masyarakat.


Acara ini juga menjadi kick-off sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). SE2026 akan digelar pada April–Juni 2026. Sensus ini akan memotret seluruh pelaku usaha di luar sektor pertanian, dan menjadi fondasi perencanaan pembangunan ekonomi nasional maupun daerah.


Ahmadriswan Nasution menekankan, partisipasi semua pihak sangat menentukan kualitas data yang akan menjadi sejarah. Momen puncak peluncuran buku dan sosialisasi ini ditandai dengan Sekdaprov Lampung Marindo Kurniawan dan Kepala BPS Lampung Ahmadriswan Nasution melakukan pemukulan gong secara simbolis. Penyerahan tiga buku statistik kepada Sekdaprov menjadi penanda komitmen Pemprov dan BPS untuk memperkuat literasi data.


Pemerintah Provinsi Lampung kini berharap, dengan hadirnya Literasi statistik yang lebih kuat, sinergi antara pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat akan semakin solid. Dengan kolaborasi yang kuat ini, data tidak hanya berhenti sebagai laporan, tetapi benar-benar menjadi dasar perumusan kebijakan yang efektif dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan membawa Lampung menuju provinsi yang maju, berdaya saing, dan sejahtera.

Tidak ada komentar