Menguak Kisah Rumah Tua: Pesona Lamban Pesagi, Mahakarya Tanpa Paku yang Menolak Lupa
Nyaur.com | Lampung Barat - Di bawah langit senja Lampung, saat angin berbisik di antara pepohonan, berdirilah sebuah rumah yang menyimpan ribuan cerita. Bukan sekadar bangunan, Lamban Pesagi adalah detak jantung dari masa lalu, mahakarya yang menolak untuk dilupakan. Rumah adat ini, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud sejak 2014, adalah saksi bisu sejarah yang terus berdiri kokoh.
Bayangkan, sebuah rumah yang usianya diperkirakan sudah 371 tahun! Menurut Rohimuddin, pewaris generasi keenam, Lamban Pesagi bukan hanya bertahan, tapi juga membuktikan kekuatannya. Rumah ini mampu menahan guncangan gempa dahsyat Liwa pada 1994 yang meluluhlantakkan sekitarnya. Seolah-olah, setiap kayu dan ijuknya memiliki jiwa yang menolak untuk menyerah.
Keunikan arsitektur Lamban Pesagi seakan mengajak kita berdialog dengan masa lalu. Bangunan ini dibuat tanpa menggunakan paku sama sekali. Materialnya didominasi kayu, dan atapnya terbuat dari ijuk yang kokoh. Setiap sudutnya terasa seperti puisi yang terukir dari alam.
Melangkah ke dalam, kita akan menemukan tata ruang yang sarat makna. Ada dua bilik tidur: Bilik Kebik untuk anak lelaki tertua, dan Bilik Tebelayah untuk anak lelaki kedua. Di bawahnya, ruang punggak menjadi saksi bisu musyawarah para tokoh adat, tempat suara kebijaksanaan beradu. Sementara ruang tengah menjadi arena kumpul yang hangat bagi para bapak. Sebuah pesan jelas terukir di sana: anak sulung lelaki adalah pewaris tahta, yang menjaga tradisi dan rumah ini tetap hidup.
Bagi kalian yang ingin merasakan aura magisnya, Lamban Pesagi tidak hanya ada di tanah kelahirannya. Replika rumah ini juga dapat ditemui di Museum Negeri Lampung, di Jalan ZA Pagar Alam, Bandar Lampung. Replika ini dibuat dari material asli yang dibawa langsung dari Lampung Barat, seolah-olah membawa sepotong jiwa dan sejarah ke jantung kota.
Lamban Pesagi bukan hanya warisan, tapi juga pengingat bahwa keindahan sejati sering kali ditemukan dalam kesederhanaan. Ia adalah cerita yang tak lekang dimakan waktu, yang menanti untuk kalian dengarkan.
Post a Comment