Viral! Video Tawuran Guncang Lampung Barat, Bupati: 'Hancur Hati Orang Tua Mereka!'
![]() |
Foto oleh Dinas Kominfo Lampung Barat |
Nyaur.com | Lampung Barat - Gema selawat membingkai udara di Masjid Jami Baiturrahim, Pekon Trimulyo. Langit Minggu, 7 September 2025 itu seolah ikut bergetar, menyaksikan ratusan jamaah berkumpul memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Di tengah lautan wajah khusyuk itu, berdiri Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus. Namun, di balik seruan damai, tersemat kegelisahan yang begitu dalam.
![]() |
Foto oleh Dinas Kominfo Lampung Barat |
Usai menyantuni anak-anak yatim, pria yang akrab disapa Pak Cik ini mengajak semua yang hadir untuk meneladani akhlak Rasulullah. "Ini bukan hanya soal meneladani, tapi juga tentang mempererat silaturahmi, menimba ilmu, dan membuka mata hati," ucapnya. Namun, suaranya berubah berat saat ia menyinggung sesuatu yang baru saja mengguncang kedamaian Lampung Barat.
![]() |
Foto oleh Dinas Kominfo Lampung Barat |
Aksi tawuran remaja di dekat Taman Makam Pahlawan (TMP) Kubu Perahu pada Rabu, 3 September lalu, yang videonya viral di media sosial, menjadi duri dalam peringatan suci itu. "Saya sedih. Kejadian itu divideokan, disebar. Tak bisa saya bayangkan, betapa hancurnya hati orang tua mereka melihat video itu," ungkap Parosil. Kata-katanya terasa seperti sayatan, menyiratkan kepedihan seorang pemimpin yang melihat daerahnya ternodai.
![]() |
Foto oleh Dinas Kominfo Lampung Barat |
Ia menegaskan, pengawasan tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. "Peran orang tua itu mutlak. Jika hanya sekolah yang mengawasi, bagaimana bisa maksimal? Anak-anak kita terlalu banyak," katanya. Pak Cik juga meminta pihak sekolah untuk lebih proaktif, melakukan pendekatan personal, dan berkoordinasi erat dengan wali murid.
![]() |
Foto oleh Dinas Kominfo Lampung Barat |
Pesan itu jelas: keamanan Lampung Barat adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, sekolah, dan terutama orang tua, harus bersatu. Kolaborasi ini, kata Parosil, adalah kunci untuk membentengi masa depan generasi muda dari bahaya yang mengintai di balik layar ponsel. Ini bukan hanya soal melarang, tapi tentang membangun benteng moral di dalam diri setiap anak, agar kedamaian yang selama ini dijaga tetap utuh.
Post a Comment