Kado Sekolah dari Hati Bupati: Bukan Sekadar Seragam, Tapi Janji Masa Depan
Nyaur.com | Lampung Barat - Langit di atas SMP Negeri 1 Kebun Tebu hari itu terasa hangat, namun udaranya membawa semilir angin segar yang khas pegunungan Lampung Barat. Di halaman sekolah yang agak berdebu, ratusan pelajar berseragam tampak tegang sekaligus antusias. Mereka berdesak-desakan, sebagian bercanda, sebagian lagi sibuk merapikan lipatan baju dan menyeka keringat tipis di dahi. Suara riuh rendah tawa dan bisikan khas remaja beradu dengan gelegar musik daerah yang diputar melalui pengeras suara. Hari ini, Selasa, 30 September 2025, bukan hanya hari sekolah biasa. Ada janji yang telah ditepati, sebuah penantian panjang yang berujung pada kebahagiaan sederhana, sekaligus sebuah narasi inspiratif yang siap diukir di benak setiap anak.
Di panggung sederhana yang dihiasi bendera Merah Putih, tampak sosok kunci yang menjadi pusat perhatian: Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus. Ia tampil dengan aura kebapakan yang hangat, tapi ada satu detail yang menarik perhatian—selempang bermotif celugam menggantung di lehernya, sebuah simbol kebanggaan budaya daerah yang ia bawa ke tengah keramaian. Tatapannya menyapu seluruh audiens, terutama wajah-wajah polos para pelajar yang matanya memancarkan harapan. Di hadapannya, bukan hanya para birokrat dan guru, tetapi juga orang tua wali murid yang matanya menyiratkan kelegaan. Bupati yang akrab disapa Pak Cik itu hendak menyampaikan lebih dari sekadar sambutan; ia akan menanamkan sebuah keyakinan: bahwa di mata pemerintah daerah, pendidikan adalah investasi termulia, dan setiap anak berhak mendapat kesempatan emas.
Apa yang dibagikan Pak Cik? Tak kurang dari 1.468 setel seragam sekolah gratis untuk siswa-siswi setara SD dan SMP di Kecamatan Sumber Jaya dan Kebun Tebu. Ini bukan hanya selembar kain, tapi satu setel baju batik dan tas—peralatan tempur baru bagi para pelajar untuk mengarungi lautan ilmu. Siapa yang membagikan? Tentu saja, Bupati Parosil Mabsus, disaksikan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pirwan, Kepala Perangkat Daerah, Camat, dewan guru, dan para wali murid.
Penyerahan simbolis berlangsung di dua lokasi, yakni SMP Negeri 1 Kebun Tebu (658 setel) dan GSG Bung Karno Sumber Jaya (810 setel). Kapan peristiwa penting ini terjadi? Tepat pada Selasa, 30 September 2025. Di mana program ini berfokus? Di dua kecamatan yang membutuhkan sentuhan nyata: Sumber Jaya dan Kebun Tebu.
Momen yang paling menghangatkan hati adalah ketika Bupati Parosil Mabsus secara pribadi memakaikan seragam sekolah gratis itu ke beberapa pelajar. Raut wajah anak-anak yang semula tegang langsung berganti menjadi senyum merekah, sebuah ekspresi jujur akan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Mereka mungkin tidak tahu detail rumit anggaran, tetapi mereka mengerti satu hal: ada tangan besar yang peduli pada mimpi-mimpi kecil mereka.
"Meskipun terjadi penurunan anggaran yang disebabkan efisiensi, kami sengaja berkomitmen untuk terus mempertahankan program pembagian seragam gratis," ujar Parosil Mabsus dengan suara mantap, memecah keheningan yang menyelimuti audiens. Pernyataan ini menjawab pertanyaan Mengapa program ini tetap ada: karena merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk memajukan dunia pendidikan, sebuah program unggulan yang dampaknya telah dievaluasi dan sangat dirasakan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dalam sambutannya yang lugas, Parosil Mabsus tidak hanya berhenti pada seragam. Ia berbicara tentang mimpi yang lebih besar, sebuah terobosan baru yang akan menjadi 'game changer' bagi generasi muda. Untuk memperkuat komitmen ini, Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus akan meluncurkan program beasiswa yang diperuntukkan secara spesifik bagi penerima PKH dan BLT.
"Nanti bagi masyarakat penerima PKH dan BLT yang dalam satu keluarga belum ada sarjana, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat akan memberi beasiswa untuk kuliah di Universitas Terbuka," jelas Pak Cik.
Ini adalah sudut pandang yang jarang dilirik orang: fokus pada memutus rantai kemiskinan struktural melalui pendidikan tinggi. Visi besarnya adalah agar satu keluarga tidak mampu minimal memiliki satu sarjana dalam keluarganya. Sebuah pernyataan yang langsung menyentuh sisi emosional para orang tua, memberikan mereka harapan nyata bahwa kondisi ekonomi mereka hari ini tidak akan menjadi takdir bagi anak-anak mereka di masa depan.
"Sekolah itu sangat penting, terlebih di zaman yang serba modern seperti saat ini," tegasnya. Ia memberikan pesan kunci yang sangat relevan bagi generasi muda: "Jangan pernah berpikir karena orang tuanya tidak sarjana maka anaknya tidak perlu sarjana, justru karena orang tuanya hanya sekolah sampai SMA maka anaknya harus sarjana. Karena modal utama anak-anak kita adalah ilmu pengetahuan." Pesan ini seperti dorongan keras yang mengharuskan para pelajar untuk mengubah takdir.
Program ini bukan sekadar janji politik; ia adalah sentuhan nyata yang meringankan beban. Bawon, salah satu wali murid dari Kebun Tebu, mewakili suara masyarakat, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. "Program pembagian seragam gratis ini memang sudah kami tunggu-tunggu Pak Bupati," ujarnya dengan nada penuh kelegaan. Ia menambahkan bahwa program ini tepat sasaran dan ia berharap program unggulan ini dapat terus berlanjut.
Senada dengan Bawon, Asep, wali murid dari Kecamatan Sumber Jaya, menjelaskan Bagaimana program ini sangat membantu. "Dengan adanya seragam gratis ini, anggaran yang seharusnya untuk membeli seragam bisa kami alihkan untuk kepentingan lain seperti membeli sepatu, buku, dan alat tulis lainnya," tutupnya.
Ucapan Asep menggambarkan prinsip human interest yang kuat: bantuan kecil dalam bentuk seragam telah memberikan keleluasaan finansial bagi keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan lainnya. Intinya, seragam gratis ini memberikan efek domino positif yang berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Program ini adalah pengingat bahwa di balik megahnya pembangunan, sentuhan kemanusiaan dan kepedulian pada hal-hal mendasar seperti pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Lampung Barat.
Post a Comment