Banjir di Suoh Lampung Barat, Puluhan Hektar Sawah Gagal Panen dan Satu Masjid Rusak

Nyaur.com | Lampung Barat - Senin, 8 September 2025, di Pekon Tugu Ratu, Kecamatan Suoh, alam menampakkan sisi ganasnya. Hujan yang turun tiada henti, seakan langit sedang menumpahkan seluruh air matanya. Lalu, sebuah tragedi datang tanpa diundang. Sungai Way Sekandak yang biasanya tenang, kini mengamuk, meluap, membawa serta dendamnya dalam wujud kayu dan lumpur. Saat jarum jam menunjukkan pukul 16.30 WIB, sebuah teriakan ketakutan pecah dari dua dusun kecil, Kali Bening Barat dan Timur. Banjir besar telah datang.

Suara gemuruh air meluap, menelan semua yang dilewatinya. Sebuah rumah di Kali Bening Barat hancur, terkubur di bawah material longsor. Di seberang sungai, cerita serupa terjadi: sebuah masjid dan dua rumah warga di Kali Bening Timur ikut terseret, ditelan derasnya arus. Di kejauhan, para petani hanya bisa menatap nanar. Harapan mereka, yang tertanam di lebih dari 50 hektar sawah, kini sirna. Tanaman padi kini terendam air, mati sebelum sempat dinikmati.

Pekon Tugu Ratu seakan terputus dari sebagian dunia luar. Jalur penghubung tertimbun longsor, mengisolasi warga dalam duka. Di tengah keputusasaan itu, secercah harapan datang. Pada pukul 20.49 WIB, BPBD Lampung Barat menerima laporan. Tanpa buang waktu, mereka segera bertindak.

Pagi harinya, tim Satgas BPBD tiba di lokasi. Mereka tak datang dengan alat berat, melainkan dengan semangat gotong royong yang membara. Bersama dengan babinsa, babinkantibmas, peratin, dan seluruh warga, mereka bahu-membahu membersihkan lumpur, menyingkirkan puing-puing, dan membuka kembali jalan yang tertutup. Tidak ada korban jiwa, tetapi luka yang ditinggalkan oleh bencana ini begitu dalam. Ini adalah kisah tentang ketahanan, tentang bagaimana sebuah komunitas yang hancur karena alam, bangkit bersama untuk saling menyembuhkan.