Astama Boutique: Secercah Harapan untuk Wajah Baru Pariwisata Lampung Barat

Astama Boutique: Secercah Harapan untuk Wajah Baru Pariwisata Lampung Barat

Nyaur.com | Lampung Barat -
Malam itu, lampu-lampu di Jalan Flamboyan Lk. Suka Makmur I, Way Mengaku, Balik Bukit, memancarkan cahaya yang berbeda. Bukan sekadar penerangan, tapi juga kilau harapan untuk Lampung Barat. Di sanalah, Hotel Astama Boutique berdiri megah, siap menyambut para petualang yang haus akan keindahan alam.


Astama Boutique: Secercah Harapan untuk Wajah Baru Pariwisata Lampung Barat

Pada Selasa malam yang tenang, 2 September 2025, suasana haru dan bangga menyelimuti seisi hotel. Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, hadir dengan senyum lebar, memimpin langsung momen bersejarah: peresmian Astama Boutique. Dengan gunting di tangan, beliau memotong pita merah, seolah membuka gerbang masa depan pariwisata Lampung Barat. Turut hadir pula para pejabat penting, mulai dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekretaris Kabupaten Nukman, hingga jajaran Kepala Perangkat Daerah. Mereka semua menjadi saksi bisu, melihat sebuah mimpi mulai menjadi kenyataan.


Dalam pidatonya yang penuh semangat, Parosil Mabsus tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Tolak ukur sebuah daerah maju atau tidak, salah satunya adalah keberadaan hotel," tegasnya. Ia menyadari betul, Lampung Barat yang kaya akan destinasi wisata sering kali membuat para wisatawan mengeluh karena jaraknya yang jauh. Kehadiran hotel ini, lanjutnya, adalah jawaban atas keluh kesah itu. Sebuah tempat singgah yang menjanjikan kenyamanan, yang diharapkan mampu mendorong lebih banyak orang datang.


Astama Boutique: Secercah Harapan untuk Wajah Baru Pariwisata Lampung Barat

Parosil Mabsus yakin, pariwisata adalah kunci. Jika kunjungan wisatawan melonjak, maka pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat pun akan ikut terangkat. Astama Boutique bukan sekadar penginapan, ia adalah janji akan masa depan yang lebih cerah bagi warga lokal.


Lebih dari sekadar tempat tidur, hotel ini adalah "rumah" bagi kekayaan budaya Lampung Barat. Hal ini tak luput dari perhatian sang Bupati. Ia memuji visi pemilik hotel, Pajar Tianggoro, yang berkomitmen membudayakan produk lokal, seperti kopi robusta dan kain clugam. Namun, Parosil Mabsus memberikan tantangan manis. "Tidak ada salahnya jika selain kopi robusta, para tamu juga disuguhi kue khas Lampung Barat seperti buak tat dan cucur," pintanya. Sebuah sentuhan kecil yang bisa memberikan kesan mendalam bagi para tamu.


Astama Boutique: Secercah Harapan untuk Wajah Baru Pariwisata Lampung Barat

Pajar Tianggoro, dengan wajah sumringah, menjelaskan filosofi di balik Astama Boutique. Baginya, hotel ini adalah sebuah cerita. "Di setiap kamar, kami menyediakan kopi asli Lampung Barat dan pernak-pernik bermotif clugam," tuturnya. Ia ingin setiap sudut hotel bercerita tentang keindahan dan keunikan Lampung Barat. Yang paling mengharukan, Pajar berkomitmen penuh memberdayakan masyarakat lokal. "100 persen staf kami adalah masyarakat Lampung Barat," tutupnya, memberikan janji nyata tentang keberpihakan pada sesama.


Hotel Astama Boutique kini telah resmi berdiri, bukan hanya sebagai bangunan fisik, melainkan sebagai monumen harapan. Ia hadir untuk merangkul dan menceritakan pesona Lampung Barat kepada dunia, satu cangkir kopi robusta dan satu potong kue tat pada satu waktu.

Tidak ada komentar