Aspirasi Tani Disambut Cepat: Wali Kota Singkawang Jamin Bibit Unggul Panen Empat Kali Setahun

Aspirasi Tani Disambut Cepat: Wali Kota Singkawang Jamin Bibit Unggul Panen Empat Kali Setahun

Nyaur.com | Singkawang
- Siang itu, Rabu, 24 September 2025, di Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, bukan sekadar tanggal merah di kalender. Udara lembap khas khatulistiwa memeluk erat, beraroma tanah basah dan daun padi. Di tengah petak-petak sawah yang seolah menyimpan bisikan harapan dari generasi ke generasi, sebuah panggung sederhana tergelar.


Inilah Hari Tani Nasional, momentum yang diukir dengan keringat dan doa para penggarap bumi. Dan di jantung momentum itu, hadir Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie. Ia datang, bukan untuk berpidato di balik mimbar mewah, melainkan untuk menyentuh langsung denyut nadi kehidupan, menyerap aspirasi dari Kelompok Tani Harum Manis.


Seperti adegan dalam novel yang mengharukan, sang Wali Kota duduk berdialog, matanya menatap tajam, menangkap setiap keluhan yang sudah lama terpendam. Suara para petani terdengar lirih namun penuh makna, memohon pada janji kemerdekaan pangan. Apa yang mereka butuhkan? Bukan uang tunai yang sesaat, melainkan amunisi sejati untuk perang melawan kemiskinan:

 * Bibit unggul yang menjanjikan panen berkali lipat.

 * Sistem irigasi yang tak lagi "seadanya," melainkan memadai.

 * Sprayer CBA elektrik—sentuhan teknologi yang akan meringankan punggung tua mereka.


Suasana sempat tegang, dipenuhi penantian. Lalu, Tjhai Chui Mie mengambil sikap. Tanpa basa-basi politik yang berbelit, ia mengguncang keheningan dengan instruksi yang tajam dan tak terbantahkan kepada jajarannya.


"Dinas Pertanian akan menyiapkan bibit yang bisa panen empat kali dalam setahun dan sesuai dengan kondisi tanah kita," tegasnya, suaranya memantul seolah sumpah di atas sawah. "Alat penyemprot juga akan kita sediakan. Untuk irigasi, nanti kita buatkan saluran dan pintu airnya."


Pernyataan itu—pendek, lugas, dan penuh otoritas—bukan sekadar janji lisan. Ia adalah komitmen tak terhindarkan dari Pemerintah Kota Singkawang untuk berdiri di samping para pahlawan pangan. Langkah ini, katanya, adalah fondasi ketahanan pangan yang berkelanjutan.


Di bawah langit Sedau yang masih terik, para petani kini memendam api harapan yang baru menyala. Mereka tak lagi merasa sendirian. Kisah ini bukan hanya tentang benih dan air, melainkan tentang martabat yang dipulihkan, tentang seorang pemimpin yang berani membuktikan bahwa janji pada rakyat adalah harga mati. 

Tidak ada komentar