Bupati Tinjau Jembatan Putus di Liwa-hanakau, Ini Solusi Jangka Pendek dan Panjangnya

Bupati Tinjau Jembatan Putus di Liwa-hanakau, Ini Solusi Jangka Pendek dan Panjangnya

Nyaur.com | Lampung Barat -
Senin yang dingin di Lampung Barat, langit menggantungkan awan mendung sebagai saksi bisu. Rintik hujan yang tak kunjung berhenti seolah menangisi putusnya sebuah asa, sebuah akses vital yang menghubungkan Liwa dengan Hanakau. Jembatan yang telah berdiri kokoh sejak tahun 1993, kini hanya tinggal puing.


Sebuah dentuman keras di hari Jumat, 19 September 2025, sekitar pukul 17.00 WIB, menjadi akhir dari gorong-gorong yang usang itu. Gorong-gorong yang tak kuat menahan amarah alam, akhirnya menyerah, membuat jalan lumpuh total dan memisahkan ribuan warga dari aktivitas keseharian mereka. Mobilitas terhenti, seakan waktu ikut membeku.


Namun, di tengah kesunyian itu, muncullah sosok Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus. Ia, bersama Kepala Dinas PUPR dan jajaran terkait, tak gentar menembus rintik hujan. Dengan langkah tegap, ia menyusuri sisa-sisa jembatan, matanya menatap tajam, seolah mencari solusi di setiap sudut.


Pemerintah Kabupaten Lampung Barat bergerak cepat. Mereka menimbun sebagian jalan dengan tanah dan bebatuan, langkah darurat yang mengubah suasana keputusasaan menjadi secercah harapan. Jalan yang sebelumnya mati total, kini bisa dilalui oleh pejalan kaki dan motor.


Bupati Parosil tak hanya datang dan meninjau. Ia berjanji akan membangun jembatan darurat dalam 14 hari ke depan. Sebuah jembatan yang akan menjadi "jembatan cinta", menghubungkan kembali harapan yang sempat terputus. "Saya minta masyarakat bersabar," katanya. Ia juga mengingatkan pengendara mobil untuk menggunakan jalur alternatif demi keselamatan, karena medan yang labil masih berpotensi longsor.


Untuk jangka panjang, Parosil memiliki visi yang lebih besar: jembatan permanen. Jembatan yang akan berdiri lebih kokoh, lebih kuat, dan akan menjadi saksi bisu kebangkitan masyarakat Lampung Barat. Sebuah proyek ambisius yang akan dianggarkan pada tahun 2026.


Kepala Dinas PUPR, Mia Miranda, juga menambahkan bahwa timnya siap menindaklanjuti perintah Bupati. Jembatan darurat akan dibangun dari rangka baja, dengan pondasi yang diperkuat menggunakan beronjong, untuk menahan amukan tanah. Mereka tahu, keselamatan adalah yang utama. Imbauan untuk sementara waktu menggunakan jalan alternatif pun diserukan, karena hujan masih sering turun dan potensi longsor susulan masih mengintai.

Tidak ada komentar